Friday, October 7, 2011

Laporan Biologi Virus Tumbuhan

Virus adalah satu set dari satu atau lebih molekul genom berupa molekul DNA atau RNA, biasanya dibungkus oleh selubung pengaman berupa protein selubung (coat protein) atau lipoprotein dan hanya dapat memperbanyak diri dalam sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang (Matthews 1992).
Virus dapat menginfeksi inangnya melalui luka kecil pada tanaman. Setelah virus ini bereplikasi dan memperbanyak diri, tampaklah gejala-gejala penyakit pada tanaman seperti daun menguning, pertumbuhan terganggu, timbul bercak-bercak pada daun dan lainnya.

Tanaman yang terserang virus menunjukkan adanya perubahan bentuk atau morfologi tanaman dan nekrosis (kerusakan jaringan. Keadaan fisiologis tanaman juga terganggu seperti berkurangnya kegiatan fotosintesa, kecepatan respirasi bertambah, terjadinya akumulasi senyawa nitrogen seperti senyawa amida, dan penurunan akti-vitas zat pengatur pertumbuhan dan sebagainya. Gejala penyakit yang tampak terjadi pada daun, dengan berbagai tipe gejala penyakit tergantung dari macam virus yang menyerang dan tanaman inangnya. Gejala penyakit yang umum dari infeksi virus ialah terhambatnya pertumbuhan yang mengakibatkan menurunnya hasil dan tanaman lebih cepat mati. Gejala penyakit yang ditimbulkannya dapat sangat berat atau sangat ringan,biasanya terdapat pada daun yang masih muda sehingga tidak tampak jelas. Gejala yang paling jelas biasanya terdapat pada daun seperti timbulnya mozaik. Tetapi ada sejumlah virus yang dapat menimbulkan gejala penyakit pada batang, buah, akar dan sebagainya tapi tidak terlihat pada daun.

Kebanyakan penyakit virus tanaman bersifat sistematik dan virus yang menjadi penyebab terdapat diseluruh bagian tanaman. Gejala yang ditimbulkannya disebut gejala sistemik. Tetapi untuk virus tertentu dan pada tanaman tertentu, gejala serangnya bersifat lokal dengan timbulnya gejala nekrosa(kerusakan jaringan pada bagian tanaman tertentu) ditempat terjadinya infeksi oleh virus. Gejala semacam ini disebut gejala lesio lokal.Gejala lain akibat terserang virus pada tanaman adalah daun menguning, bercak bercincin atau bergaris, penghambatan pertunbuhan, kerdil, daun menggulung, mengkerut atau berubah seperti tali sepatu, nekrosis, percabangan berbentuk sapu dan sebagainya.
Virus, merupakan suatu organisme yang bersifat parasit obligat yang hanya terdiri dari protein dan asam nukleat baik berupa DNA atau RNA, namun tidak dapat melakukan metabolisme layaknya organisme pada umumnya. Sifat parasit obligat ini membuat virus hanya dapat memperbanyak diri apabila ia berada dalam sel inang. Berbeda dengan patogen-patogen penyebab penyakit atau hama lain seperti cendawan atau bakteri, virus tidak dapat menginveksi inang secara langsung, sebab ia tidak memiliki kemampuan untuk menembus jaringan inang. Virus hanya dapat menginveksi inang apabila ia kontak langsung dengan membran plasma sel, sehingga virus memerlukan benda atau organisme lain yang dapat menginjeksikannya kedalam sel inang atau biasa disebut vektor. Virus membawa informasi genetik yang terdapat dalam DNA atau RNAnya yang berfungsi untuk merusak sistem kerja sel inang. Virus juga memiliki sifat khusus dalam menginveksi inangnya sebab virus hanya dapat menginveksi apabila informasi genetik dalam RNA atau DNA virus dapat dibaca oleh sel inangnya. Ada hubungan yang sangat mendalam antara virus dan tumbuhan inangnya. Virus tumbuhan, seperti halnya virus lainnya, hanya dapat memperbanyak diri atau diperbanyak didalam sel inangnya. Proses perbanyakan ini sering mengacaukan fisiologi inang dan dapat mengakibatkan penyakit. Jadi virus lalu menjadi patogen. Dalam lingkungan alami virus dan inangnya sering mencapai keseimbangan dengan kerusakan minimun terhadap inangn, tekanan seleksi alami memungkinkan keduanya untuk bertahan. Pada penyakit, perbanyakan virus menyebabkan terjadi penyimpangan yang tampak atau gejala. Gejala individual ataus indr om (kelompok gejala) mungkin menentukan virus penyebabnya.

TujuanVirus merupakan salah satu penyebab penyakit yang menyerang hampir sebagian besar tumbuhan, baik tumbuhan liar, budidaya atau bahkan gulma. Serangan virus terhadap tumbuhan akan menunjukkan gejala kerusakan pada jaringan tumbuhan tersebut. Bentuk gejala ni dapat teramati secara kasat mata tanpa harus menggunakan alat bantu seperti mikroskop dan alat optik lainnya. Untuk itu disini akan diamati bentuk gejala serangan virus terhadap tanaman. Dengan pengamatan ini, mahasiswa mampu mengidentifikasi gejala penyakit yang disebabkan oleh virus.

1.Penyakit Kuning
Salah satu OPT yang perlu diwaspadai adalah penyakit Virus Kuning. Penyakit ini sangat merugikan, Penyakit tanaman cabe tberupa virus kuning atau Bule sangat mengganggu. Penyakit ini disebabkan oleh serangga yang disebut Besmisia tabaci atau kutu kebul. Serangan virus kuning bisa berakibat pada penurunan produksi cabe bahkan kecenderungan gagal panen. Secara kasat mata gejala serangan penyakit Virus Kuning mudah dikenali dengan ciri-ciri: Terjadi klorosis pada anak tulang daun dari daun muda dan menyebar keseluruh bagian tanaman, hingga tampak tanaman menguning, Daun mengeriting keatas, menebal dengan ukuran yang mengecil. . Pertumbuhan terhambat atau kerdil. Infeksi virus pada awal pertumbuhan tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Gejala kuning dapat dilihat dari kejauhan. Sedangkan gejala pada tanaman tomat adalah berupa tepi daun menguning atau pucat dan melekuk ke atas seperti mangkok (cupping),daun mengeras, daun mengecil dan tumbuh tegak, tanaman menjadi kerdil apabila terinfeksi virus sejak awal pertumbuhan.
Geminivirus termasuk dalam kelompok virus tanamandengan genom berupa DNA utas tunggal, berbentukikosahedral, dan terselubung dalam virion ikosahedral kembar(geminate) (Harrison 1985). Anggota kelompok geminivirusdibedakan berdasarkan tanaman inang, serangga vektor, dan struktur genomnya. Anggota geminivirus yang ditularkan olehserangga vektor B. tabaci umumnya dijumpai di daerah tropikadan subtropika yang dapat mendukung perkembanganserangga vektor dengan baik. Penyakit kuning cabai di Indonesia disebabkan oleh virus dari kelompok/Genus Begomovirus (singkatan dari: Bean golden mosaic virus), Famili Geminiviridae. Geminivirus dicirikan dengan bentuk partikel kembar berpasangan (geminate) dengan ukuran sekitar 30 x 20 nm. Di Cuba, penyakit kuning pada cabai disebakan oleh Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV).

Virus ditularkan oleh kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci) secara persisten yang berarti selama hidupnya virus terkandung di dalam tubuh kutu tersebut (Gambar 4). Virus tidak ditularkan lewat biji dan juga tidak ditularkan lewat kontak langsung antar tanaman.

Serangan virus ini pada tanaman cabai menunjukkan gejala bercak kuning di atas permukaan daun, dan perlahan-lahan bercak itu meluas hingga seluruh permukaan daun menguning. Bentuk daun menjadi lebih kecil dari ukuran daun normal, melengkung dan kaku. Pada serangan yang berat, hamparan cabai bisa berubah warna menjadi kuning, lalu daun akan rontok. Bila kita perhatikan tanaman yang terserang virus ini maka di bawah permukaan daun akan di terlihat kutu berwarna putih/kutu kebul (Besimia tabaci Genn.) yang di duga sebagai vektor (pembawa) penyebar virus. Melihat gejala di atas dan adanya kutu kebul, ada dugaan bahwa penyakit kuning keriting tersebut di sebabkan oleh geminivirus.

Cara Pencegahan:
Pertama, penggunaan benih yang sehat dan pembuatan persemaian yang baik sehingga tanaman mampu tumbuh dan berkembang secara lebih baik dan secara fisiologis mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap gangguan OPT.

Kedua, pemanfaatan kelambu untuk menutup persemaian (pengerondongan persemaian). Kelambu terbuat dari kain sifon yang dipasang dengan baik dan rapi sehingga tidak dapat ditembus dan dimasuki oleh vektor kutu kebul (Bemisia tabaci). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penularan virus sejak dini.

Ketiga, penyiapan lahan tanam dengan baik. Keempat, penanaman tanaman pagar (penghalang) di sekeliling petak pertanaman cabai, untuk menghambat infestasi serangga vektor (yang berarti menghindari penularan virus). Terdapat beberapa jenis tanaman pagar yang dapat digunakan antara lain tanaman jagung dan orok–orok. Tanaman pagar jagung ditanam sebanyak 6 baris kurang lebih 2–3 minggu sebelum tanam cabai dengan jarak tanam yang rapat 15–20 cm. Apabila tanaman jagung yang digunakan, dilakukan beberapa baris tanam dengan selang waktu tanam satu minggu.

Kelima, sanitasi lingkungan berupa pembersihan dan pemusnahan tanaman inang dan tanaman yang telah menunjukkan gejala serangan. Keenam, pemasangan likat kuning (perangkap serangga berwarna kuning yang sudah diberi perekat). Likat kuning dipasang di areal pertanaman dengan tiang pancang setinggi + 50 cm (sedikit di atas tajuk tanaman) sebanyak 40 buah/hektar.

Ketujuh, pemanfaatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhyzobacteria) yaitu merendam benih yang akan disemai dengan larutan PGPR selama 6–12 jam dengan konsentrasi larutan 20 ml/liter air. Pemanfaatan PGPR dapat juga dilakukan dengan cara dilakukan penyiraman larutan PGPR setiap satu minggu sekali. Kedelapan, apabila dimungkinkan dapat disemprotkan larutan cairan daun bayam duri atau daun bunga pagoda atau daun nimba untuk menginduksi ketahanan tanaman.

2.Penyakit Keriting
Penyebabnya adalah CMV (Cucumber Mosaic Virus). Vektornya berupa Aphid dan Thrips. Aphid memiliki mulut berupa alat tusuk dan hisap. Pada saat ia berada di permukaan daun, Aphid akan menghisap zat-zat dari daun, sehingga otomatis dia akan bisa menularkan penyakit (virus) dan memperbanyak diri dalam tanaman tersebut. Sedangkan Thrips bekerja dengan menusuk klorofil (zat hijau daun) yang sangat diperlukan dalam proses pembuatan zat makanan bagi tumbuhan. Akibatnya, daun menjadi pucat dan tidak dapat memasok kebutuhan organ lain.
Keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus. Virus pada tanaman cabe biasanya disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu kebul). Jika virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan gejala yang bermacam-macam sesuai denga jenis virusnya. Salah satu gejala yang akibatkan oleh virus tanaman cabe adalah adanya daun tanaman cabe yang menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun yang disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain karena virus ini akan menyebabkan sebagian besar daun cabe menggulung. Hal ini berbeda dengan gejala yang diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan menggulung tanaman cabe hanya daun bagian ujung saja. Gejala keriting daun oleh Virus kadang-kadang juga dikuti oleh kerdilnya tanaman dan berubahnya warna daun.
1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma dilahan maupun disekitar lahan
2. Gunakan mulsa plastik hitam perak
3. Jarak tanam jangan terlalu rapat
4. Kalau memungkinkan gunakan sprinkel untuk menyiram tanaman
5. Untuk keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus cegah dengan mengendalikan vektornya
6. Gunakan insektisida yang tepat sasaran. Untuk trips, myzus dan bemisia gunakan insektisida berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil, imidakloprid. Untuk tungau gunakan akarisida seperti samite, mitac dan mesurol.
7. Ketika mengaplikasi pestisida tambahkanlah pupuk daun untuk mempercepat pemulihan tanaman.
8. Jika merasa selalu kesulitan mengendalikan keriting daun tanaman cabe maka hindari menanam cabe pada musim kemarau.

3. Virus Pada Kacang Panjang
Virus Cowpea little leaf virus menyerang tanaman kacang panjang.Penyakitnya berupa daun-daun tanaman yang mengecil.Gejala yang ditimbulkan akibat serangan seperti, pada tiap-tiap ruas tumbuh tunas-tunas (yang seharusnya dorman) tetapi karena adanya hormone perangsang yang telah dikendalikan virus maka tunas –tunas tersebut tumbuh secara bebas dan tidak teratur.Virus mosaik pada kacang panjang (Cowpea aphid-borne mosaic virus) atau virus CoMV.Virus ini menyebabkan timbulnya mosaik pada daun, daun tanaman asimetris karena perkembangan yang tidak merata, permukaan daun mengalami penglepuhan.Penyebab penyakit mosaic ini merupakan virus yang ditularkan melalui perantara aphid (Aphis craccivora Kock) atau kutu daun.Tanaman yang terserang berat akan menghasilkan daun –daun berwarna kekuningan, kerdil, mengalami malformasi, dan kehilangan vigor.Semakin banyak aphid menyerang tanaman, daun, dan pucuk sulur semakin banyak yang rusak dan akhirnya mati.

Akibat infeksi berupa mosaik yaitu daun tanaman yang terserang berwarna belanh hijau muda sampai hijau tua.Ukuran daun menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal.Jika virus menyerang tanaman muda , pertumbuhan tanaman akan terhambat dan akhirnya menjadi kerdil.Gejala yang timbul sangat dipengaruhi oleh suhu, penyinaran, umur tanaman, varietas tanaman, dan strain virus.Secara umum gejala yang timbul dikempokan menjadi:1. Gejala mosaic dan mottle pada daun biasanya berwarna pucat atau kekuning-kuningan yang menyebar berupa percikan,2. Gejala klorosis berupa warna pucat , baik menyeluruh maupun bercak saja,3. Gejala vein-clearing: warna pucatpada urat daun sehingga kelihatan transparan dan berkilau diantara warna daun yang hijau,4. Gejala nekrosis : matinya suatu jaringan, biasanya terjadi pada urat daun, batang berupa garis-gari coklat, bercakk pada daun atau bercak cekung nekrosis.

Klorosis : terjadinya penghambatan pembentukan klorofil sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat. Bila pada daun hanya bagian sekitar tulang daun yang berwarna hijaumaka disebut voin banding. Sebaliknnya jika bagian-bagian daun di sekitar tulang daun yang menguning disebut voin clearing.

0 comments:

Post a Comment