BAB I
PENDAHULUAN
Penemu pertama kali Lichenes adalah Schwender 1876. Sedangkan yang menggunakan kata Lichenes pertama kali adalah Theoprastus. Bapak Lickenologi adalah Eric Acharius ( merintis penelitian tenyang bentuk morfologi Lichenes). Menurut Gopta 1981 dalam bukunya : Text Book of Fungi, Lichenes terdiri dari 400 genera dan mempunyai 15.000 spesies. Lichenes tergolong tumbuhan perintis yang merupakan organisme yang ikut ambil bagian dalam proses pelapukan batu menjadi tanah. Struktur tubuhnya merupakan asosiasi simbiosis antara jamur dan alga. Simbiosis dalam bentuk simbiosis mutualistik dan helotisme yang dapat membentuk satu kesatuan morfologi yang berbeda dengan spesies-spesies lain pada komponen-komponennya. ( Muzayyah, 2005)
Dikatakan simbiosis mutualisme karena alga yang mempunya klorofil menghasilkan karbohidrat dalam fotosintesis sehingga fungi mengambil air dan mineral-mineral dari lingkungan dan beberapa material lain untuk membuat makanan. Sedangkan helotisme maksudnya pada awalnya menguntungkan, tapi selanjutnya Fungi bersifat parasit pada alga, alasannya karena pada Lichenes hanya Fungi yang membentuk alat untuk berkembang biak berupa badan buah atau thalus, kedua, terdapat haustoria pada sel alga. (Muzayyah, 2005)
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali. (Yurnaliza, 2002)
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll. Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat lichenes ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional. Tumbuhan ini memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabu-abuan, kuning, oranye, coklat, merah dan hitam. Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpedapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah. (Yurnaliza, 2002)
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat berse tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian dalam membentuk Lichenis. (Jomet, 2011)
BAB II
ISI
A. KLASIFIKASI
1. Berdasar habitatnya, dibedakan menjadi tiga kategori:
• Saxicolus, hidup pada batu atau cadas pada suhu dingin.
Contoh: Acarospora cerunia, Acarospora fuscata, A. Conoidea, Ramalina farinaceae
• Corticolous, hidup pada pohon, kebanyakan di daerah tropis dan subtropis yang kelembabannya tinggi.
Contoh: Grapis elegans, Usnea articulata, Usnea ceranita, Artaria radiata, Usnea hirta
• Terricolous, hidup pada tanah.
Contoh: Cladonia ciliata, Cladonia squamosa, Cladonia uricalis, Leptogium britanicum, Peltigera didactila. ( Muzayyinah, 2005)
2. Berdasarka jenis jamur yang bersimbiosis :
• Basidio Lichenes ( Hymenolichenes)
Fungi tersusun dari Basidium , thalus berbentuk lembran, pada tubuh buah terbentuk lapisan hymenium yang mengan dung Basidium serupanhymenomycetes.
Contohnya: Cora pavonia, Rocella tinctoria, Dictyoneina.
• Ascolichenes, terdiri dari lima ordo:
Caliciales, memiliki ascorcap denghan askus yang disintegrasi sehingga membentuk massa yang hancur.
Contoh: Calicium
Graphidales, memiliki thalus crustose dengan apothesium yang memanjang membentuk suatu deretan.
Contoh: Graphis
Cyanophilales , (Kyanos = biru, Philein = menyukai). Bangsa Ascolhichenes yang alganya Cyanophyceae dan tipe tubuh buahnya apothecium di tepi thalusnya.
Contoh: Petligera
Lecanirales, simbiontnya dengan Clorophyceae dan tipe tubuh buahnya apothecium di tepi thalusnya.
Contoh: Parmelia
Caloplacales, memiliki spora berdinding tipis, biasanya ada dua sel saja.
Contoh: Caloplaca (Muzayyinah, 2005)
Namun dalam Yurnaliza (2002) juga ada Lichen imperfect. Yaitu: Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon, Normandia, dll.
3. Berdasarkan alga yang menyusun thalus
• Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema
• Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin Chlorophyceae. Contoh : Parmelia
Secara umum Taksonomi lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978)
adalah sebagai berikut :
1. Klas : Ascolichens
• Ordo : Lecanorales
Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae, Coccocarpiaceae, Perltigeraceae, Stictaceae, Graphidaceae, Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae, Stereocaulaceae, Cladoniaceae, Umbilicariaceae, Lecanoraceae, Parmeliaceae, Usneaceae, Physciaceae, Theloshistaceae.
• Ordo : Sphariales
Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae
• Ordo : Caliciales
Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae
• Ordo : Myrangiales
Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae
• Ordo : Pleosporales
Famili : Arthopyreniaceae
• Ordo : Hysteriales
Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae
2. Klas : Basidiolichens
Famili : Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae, Thelolomataceae.
3. Klas : Lichens Imperfect
Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium.
Contoh : Parmelia
B. MORFOLOGI
Dalam Yurnaliza (2002) morfologi Lichenes dibagi menjadi:
• Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus. Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk :
a. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya.
Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose. Caloplaca luteominea subspecies bolanderi (lichen endolitik)
b. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus. Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi
sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan.
Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia.
c. Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.
Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia
d. Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
Contoh: Cetraria, Lecide, Collema
• Morfologi dalam (Anatomi)
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu.
- Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.
- Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
- Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
- Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines). Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi.
Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisan coklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.
• Morfologi Struktur Vegetatif
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:
- Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit. Diameternya sekitar 25 – 100 mμ , sehingga soredia dapat dengan mudah diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang
miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini terdapat di dalam soralum.
- Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 mμ dan tingginya antara 0,5 – 3 mμ. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetatpi dianggap sebagai faktor genetika.
- Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
- Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
- Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
- Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuh saja.
- Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 mμ dan terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
- Cephalodia.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora, Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.
C. REPRODUKSI
Perkembangbiakan lichenes dalam Yunarliza (2002) melalui tiga cara, yaitu :
• Secara Vegetatif
- Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen. Pada beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi vegetatif dengan cara ini merupakan carayang paling produktif untuk peningkatan jumlah individu.
- Isidia
Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang masing-masing mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya sesuai.
- Soredia
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat
terlepas dari induknya. Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar
seperti abu yang tertiup angin dan akan tumbuh lichenes baru. Lichenes yang
baru memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.
• Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual disebut pycnidiospores.
Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang terbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur. Jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi lichenes yang baru.
• Secara Seksual
Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur yang membangun tubuh lichenes.
D. LICHENES YANG SERING DIJUMPAI DI INDONESIA
Dalam Muzayyah (2005)
• Genus Parmelia
Thalusnya berbentuk foliose, berwarna abu-abu atau putih hijau dan memiliki rhizome di bagian bawah sebagai alat pelekat pada pohon atau batuan. Berkembangbiak secara fragmentasi, thalus berbentuk soredia atau ascorcap (apothesium). Jenisnya: Parmelia sulcata, Palmeria Plumbea.
• Genus Physcia
Thalus berbentuk foliose, berwarna abu-abu, percabangannya lebih halus dari Palmeria
Yang bentuknya hampir melekat dengan substratnya dan agak membundar. Banyak terdapat pada kulit pohon. Jenisnya: Physcia grisea, Physcia caesia.
• Genus Cladinia
Thalusnya berbentuk fruticose, berwarna putih kehijauan, membentuk ascorcap tipe apotesium yang agak membulat. Warna ascorcap ada yang merah dan coklat kehitaman. Thalus dengan bentuk silindris dan percabangan dikotom atau menggarpu yang sederhana dengan permukaan yang kasar (clados = bercabang-cabang). Berkembangbiak dengan fragmentasi thalus, soredia, dan ascorcap. Hidup di tanah yang lembab. Jenisnya: Cladonia coccifera (pendek tebal), Cladonia squamosa (bersisik), Cladonia macilenta (thalus halus), Cladonia furcata (tanduk cabang langsing).
• Genus Petilgera
Thalus berbentuk foliose, berwarna kebiruan pada bagian permukaan atasnya dan berwarna putih pada bagian bawahnya yang dipenuhi rhizoid. Thalus lebar. Pada bagian ujung atau pinggir thalus banyak dibentuk ascorcap tipe apothesium berwarna kecoklatan atau kehitaman. Hidup pada permukaan tanah yang lembab. Jenisnya: Petilgera canina (thalus lebar-lebar), Petilgera polydactyla (banyak ascorcap).
• Genus Usnea
Thalus berbentuk fruticosa, berwarna putih kehijauan, berbulu kasar atau berambut kasar, dikenal dengan nama lumut kerak jenggot, bahan jamu atau obat . hidup epifit dipohon kering. Jenidnya: Usnea dasypoga (berambut kasar), Usnea articulata (tak berambut), Usnea caratina (kerdil dan keras).
• Genus Lobaria
Thalus berbentuk foliose yang lebar dan panjang, berwarna hijau tua kebiruan atau hijau kekuningan. Ascorcap bentuk aphotesium tidak dibentuk di pinggir thalus, tetapi agak ke tengah, berwarna coklat kemerahan. Hidup di kulit yang lembab dan teduh. Jenisnya: Lobaria scrobiculata, Lobaria amplissima, Lobaria laetevirens.
• Genus Graphis
Thalus berbentuk crustose, berwarna hitam-hitam, berbentuk jarum berderet hidup di kulit pohon. Janisnya:Ggraphis elegan, Graphis scripta.
E. MANFAAT LICHENES
Lichenes memiliki bermacam-macam kegunaan dan bahaya, antara lain :
1. Aspek yang menguntungkan
• Lichenes sebagai bahan makanan
Thallus dari lichenes belum digunakan sebagai sumber makanan secara luas, karena lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat menimbulkan gatal-gatal, khususnya asam fumarprotocetraric. Asam ini harus dibuang terlebh dahulu dengan merebusnya dalam soda. Tanaman ini mempunyai nilai, walaupun tidak sama dengan makanan dari biji-bijian. Pada saat makanan sulit didapat, orang-orang menggunakan lichenes sebagai sumber karbohidrat dengan mencampurnya dengan tepung. Di Jepang
disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis foliose lichenes digoreng atau dimakan mentah. Lichenes juga dimakan oleh hewan rendah maupun tingkat tinggi seperti siput, serangga, rusa dan lain-lain. Rusa karibu menjadikan sejumlah jenis lichenes sebagai sumber makanan pada musim dingin, yang paling banyak dimakan adalah Cladina stellaris. Kambing gunung di Tenggara Alaska memakan lichenes dari jenis Lobaria linita. (Susilowati, 2008)
• Lichenes sebagai obat-obatan
Pada abad pertengahan lichenes banyak digunakan oleh ahli pengobatan. Lobaria pulmonaria digunakan untuk menyembuhkan penyakit paru-paru karena Lobaria dapat membentuk lapisan tipis pada paru-paru. Selain itu lichenes juga digunakan sebagai ekspektoran dan obat liver. Sampai sekarang penggunaan lichenes sebagai obat-obatan masih ada. Dahulu di Timur Jauh, Usnea filipendula yang dihaluskan digunakan sebagai obat luka dan terbukti bersifat antibakteri. Senyawa asam usnat (yang terdapat dalam ekstrak spesis Usnea) saat ini telah digunakan pada salep antibiotik, deodoran dan herbal tincture. Spesies Usnea juga digunakan dalam pengobatan Cina, pengobatan homeopathic, obat tradisional di kepulauan Pasifik, Selandia Baru dan lain benua selain Australia. Banyak jenis lichenes telah digunakan sebagai obat-obatan, diperkirakan sekitar 50% dari semua spesies lichenes memiliki sifat antibiotik. Penelitian bahan obat-obatan dari lichenes terus berkembang terutama di Jepang.(Susilowati, 2008)
• Lichenes sebagai antibiotik
Substrat dari lichenes yaitu pigmen kuning asam usnat digunakan sebagai antibiotik yang ampu menghalangi pertumbuhan mycobacterium. Cara ini telah digunakan secara komersil. Salah satu sumber dari asam usnat ini adalah Cladonia dan antibiotik ini terbukti ampuh dari penisilin. Selain asam usnat terdapat juga zat lain seperti sodium usnat, yang terbukti ampuh melawan kanker tomat. Virus tembakau dapat dibendung dan dicegah oleh ekstrak lichenes yaitu : lecanoric, psoromic dan asam usnat. (Jomet, 2011)
• Sebagai bahan pewarna
Beberapa bentuk Ascolichenes mempunyai pigmen atau menghasilkan pigmen pada saat bereaksi dengan bahan kimia. Contoh: Rocella tinctoria (penghasil warna jingga) (Muzayyah, 2005)
• Sebagai parfum
Untuk membuat aroma pada sabun. Contoh: Parmelia, Everina, Ranalina.
• Sebagai indikator
Dalam bidang eksplorasi geologi. Contoh: Cetraria, sebagai indikasi adanya marmer atau batu pualam.
• Sebagai bahan mineral
Contohnya Lecanora esculenta yang memproduksi kristal.
• Sebagai fermentasi
Contohnya: Lobaria pulmonaria berperan dalam proses pembuatan bir.
Lobaria pulmonaria
• Sebagai penyamak kulit
Contohnya Cetraria islandica dan lobaria pulmonaria, menghasilkan substrat tannin yang dapay digunakan untuk penyamak kulit hewan, khususnya di Perancis dan Eropa.
• Sebagai bahan alkohol
Contoh: Cladonia rangiferania, Ramalina fraxinea, Usnea florida.
2. Aspek yang berbahaya dalam Muzayyah (2005)
• Menimbulkan kebakaran
Usnea mampu menangkap api, hingga menyebabkan kebakaran.
• Menimbulkan penyakit
Penyakit kulit dan alergi, dijumpai pada penebang kayu di Canada.
• Perusak bahan dari gelas
Pada bangunan yang sudah tua, banyak ditemukan warna-warna kusam pada jendela kacanya. Hal ini disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh Lichenes yang kemudian tumbuh di atas kaca.
BAB III
KESIMPULAN
1. Lichenes tergolong tumbuhan perintis yang merupakan organisme yang ikut ambil bagian dalam proses pelapukan batu menjadi tanah. Struktur tubuhnya merupakan asosiasi simbiosis antara jamur dan alga. Simbiosis dalam bentuk simbiosis mutualistik dan helotisme yang dapat membentuk satu kesatuan morfologi yang berbeda dengan spesies-spesies lain pada komponen-komponennya.
2. Berdasar habitatnya, dibedakan menjadi tiga kategori:
• Saxicolus, hidup pada batu atau cadas pada suhu dingin.
• Corticolous, hidup pada pohon, kebanyakan di daerah tropis dan subtropis yang kelembabannya tinggi.
• Terricolous, hidup pada tanah.
2. Berdasarka jenis jamur yang bersimbiosis :
• Basidio Lichenes ( Hymenolichenes)
• Ascolichenes, terdiri dari lima ordo:
3. Bentuk thalus Lichenes adalah Fruticoca, Foliose, Crustose, dan Squamosa.
4. perkembangbiakan Lichenes,
• Secara Vegetatif
- Fragmentasi
- Isidia
- Soredia
• Secara Aseksual dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya.
• Secara Seksual
DAFTAR PUSTAKA
Jomet. 2011. Lichenes. http://jomet.files.wordpress.com/2011/06/lichenes.pdf diakses tanggal 2 November 2011
Misra, A. ,R.P. Agrawal. 1978. Lichens (A Preliminary Text). Oxford and IBH Publishing Co. New York-Bombay-Calcuta.
Muzayyinah. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan Tak Berpembuluh. UNS Press: Surakarta
Susilowati, Retno. 2008. Lichenes Sebagai Indikator Pencemaran Udara. http://retnosusilowati.wordpress.com/2008/08/07/lichenes-sebagai-indikator-pencemaran-udara-di-daerah-tanjung-laut/ diakses pada tanggal 2 November 2011
Yurnaliza, S.Si., M.Si. 2002. Lichenes :Karakteristik, Klasifikasi Dan Kegunaan. digitized by USU digital library (http://aapalupi.blogspot.com/2008/01/tugas-bio.html diakses tanggal 2 November 2011)
Wednesday, April 25, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment