Tuesday, May 14, 2013

Efek Positif Radikal Bebas




Radikal bebas terkenal berdampak negatif bagi tubuh. Namun tidak selamanya radikal bebas berbahaya. Tubuh menghasilkan radikal bebas karena radikal bebas juga memiliki manfaat bagi tubuh. Yaitu untuk membunuh patogen yang menginvasi tubuh. Radikal bebas menjadi berbahaya jika jumlahnya berlebihan dan lebih banyak dari antioksidan yang berada di dalamtubuh. Jika jumlah radikal dan antioksidan tidak seimbang akan menyebabkan kerusakan oksidatif.
Tubuh dilengkapi dengan sel-sel inflamasi seperti sel granulosit, monosit, dan makrofag, yang dapat memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat oksidan. Senyawa-senyawa ini, selain dapat menghancurkan mikroorganisme dapat pula merusak sel tubuh. Ketika dalam tubuh terjadi peradangan hebat, hal itu banyak melibatkan sel-sel radang sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan.
Berikut beberapa contoh peranan radikal bebas sebagai senyawa oksigen reaktif dan senyawa nitrogen reaktif yang secara fisiologis berperan sebagai regulator dalam metabolisme.
Ø  Anion superoksida berperan dalam kemotaksis bakteri.
Ø  Radikal NO mengubah endhotelial derived relaxing factor menjadi modulator neuronal.
Ø  H2O2 secara fisiologis berperan dalam agregasi platelet.
Belleville-Nabet (1996) juga meloporkan efek positif keberadaan radikal bebas, sebagai berikut:
Ø  Senyawa oksigen rteaktif berperan dalam proses bakterisidal dan bakteriolisis normal. Seperti diketrahui, senyawa oksigen reaktif jugfa disintesis sel fagosit melalui jalur NADP oksidase, seperti radikal O2 dan H2O2 yang berperan sebagai pembunuh bakteri (bakterisidal). Oleh sebab itu seseorang yang kekurangan NADP oksidase akan mudah mengalami inflamasi berulang.
Ø  Radikal O2 memiliki sifat vasokonstriktor pada otot halus atau dalam fibroblas.
Ø  Senyawa oksigen reaktif berperan dalam sintesis DNA karena aktivitas ribonukleotida reduktase (yang mengubah ribosa menjadi doksiribosa) sangat bergantung pada senyawa oksogen reaktif.
Ø  Senyawa oksigen reaktif berperan dalam kapasitasi spermatozoid sehingga keberadaannya sangat berfungsi dalam fertilisasi.
Ø  Secara in vitro senyawa oksigen reaktif juga bersifat mitogenik pada berbagai sel.

Daftar Pustaka
Belleve-Nabet, F. 1996. “Zat Gizi Antioksidan Penangkal Senyawa Radikal Pangan dalam Sistem Biologis.” Dalam: Prosiding Seminar Senyawa Radikal dan Sistem Pangan : Reaksi Biomolekuler, Dampak Terhadap Kesehatan dan Penangkalan. CFNS-IPB dan kedutaan Besar Prancis-jakarta
Winarsi, H.2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Jakarta- Penerbit Kanisius

0 comments:

Post a Comment