Radikal
bebas terkenal berdampak negatif bagi tubuh. Namun tidak selamanya radikal
bebas berbahaya. Tubuh menghasilkan radikal bebas karena radikal bebas juga
memiliki manfaat bagi tubuh. Yaitu untuk membunuh patogen yang menginvasi
tubuh. Radikal bebas menjadi berbahaya jika jumlahnya berlebihan dan lebih
banyak dari antioksidan yang berada di dalamtubuh. Jika jumlah radikal dan
antioksidan tidak seimbang akan menyebabkan kerusakan oksidatif.
Tubuh
dilengkapi dengan sel-sel inflamasi seperti sel granulosit, monosit, dan
makrofag, yang dapat memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat oksidan.
Senyawa-senyawa ini, selain dapat menghancurkan mikroorganisme dapat pula
merusak sel tubuh. Ketika dalam tubuh terjadi peradangan hebat, hal itu banyak
melibatkan sel-sel radang sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan.
Berikut
beberapa contoh peranan radikal bebas sebagai senyawa oksigen reaktif dan
senyawa nitrogen reaktif yang secara fisiologis berperan sebagai regulator
dalam metabolisme.
Ø Anion
superoksida berperan dalam kemotaksis bakteri.
Ø Radikal
NO mengubah endhotelial derived relaxing factor menjadi modulator neuronal.
Ø H2O2
secara fisiologis berperan dalam agregasi platelet.
Belleville-Nabet
(1996) juga meloporkan efek positif keberadaan radikal bebas, sebagai berikut:
Ø Senyawa
oksigen rteaktif berperan dalam proses bakterisidal dan bakteriolisis normal.
Seperti diketrahui, senyawa oksigen reaktif jugfa disintesis sel fagosit
melalui jalur NADP oksidase, seperti radikal O2 dan H2O2 yang berperan sebagai
pembunuh bakteri (bakterisidal). Oleh sebab itu seseorang yang kekurangan NADP
oksidase akan mudah mengalami inflamasi berulang.
Ø Radikal
O2 memiliki sifat vasokonstriktor pada otot halus atau dalam fibroblas.
Ø Senyawa
oksigen reaktif berperan dalam sintesis DNA karena aktivitas ribonukleotida
reduktase (yang mengubah ribosa menjadi doksiribosa) sangat bergantung pada
senyawa oksogen reaktif.
Ø Senyawa
oksigen reaktif berperan dalam kapasitasi spermatozoid sehingga keberadaannya
sangat berfungsi dalam fertilisasi.
Ø Secara
in vitro senyawa oksigen reaktif juga bersifat mitogenik pada berbagai sel.
Daftar Pustaka
Belleve-Nabet, F. 1996.
“Zat Gizi Antioksidan Penangkal Senyawa Radikal Pangan dalam Sistem Biologis.”
Dalam: Prosiding Seminar Senyawa Radikal dan Sistem Pangan : Reaksi
Biomolekuler, Dampak Terhadap Kesehatan dan Penangkalan. CFNS-IPB dan kedutaan
Besar Prancis-jakarta
Winarsi, H.2007.
Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Jakarta- Penerbit Kanisius
0 comments:
Post a Comment