Asam lemak rantai
pendek (SCFA) dibentuk ketika polisakarida difermentasi oleh bakteri anaerobik
yang terdapat dalam usus besar. Terdapat banyak bentuk polisakarida dalam usus
besar, salah satunya pati resisten. SCFA utama yang dihasilkan dalam usus
manusia adalah butirat, propionat, dan asetat. Konsentrasi SCFA dalam usus
besar bergantung pada jenis polisakarida. Umumnya, asetat adalah asam lemak
berantai pendek yang paling banyak dihasilkan sedangkan butirat yang paling
rendah. Selain itu, konsentrasi juga dipengaruhi oleh daerah di usus besar.
Konsentrasi tertinggi dideteksi pada daerah yang paling dekat dengan usus halus
(70-140 mM)
Hubungan Flora dalam Usus Manusia dengan
SCFA
Koloni bakteri dalam
intestinal manusia memfermentasi “resistant starch” atau pati resisten dan
polisakarida non-pati (sebagian besar berupa serat pangan) menjadi SCFA
terutama asetat, propionat dan butirat.
Antara mikroflora dalam
usus dan SCFA saling berhubungan dan mengalami ketergantungan. Untuk dapat
memproduksi SCFA dalam saluran cerna dibutuhka mikroba yang menghasilkan enzim
untuk fermentasi pati resisten atau bahan-bahan yang tidak dapat dicerna oleh
pencernaan manusia. Sehingga jumlah mikroflora juga dapat mempengaruhi jumlah
SCFA. Sedangkan SCFA dapat menyeimbangkan PH dalam usus yang cocok untuk
kehidupan mikroflora.
Manfaat SCFA
SCFA yang diserap
digunakan untuk pemeliharaan, pertumbuhan, dan aktivitas lipogenesis. Aktivasi
SCFA oleh secara enzimatis adalah dengan pembentukan acyl-CoA antara lain
acetyl-CoA, propyonil-CoA dan butyril-CoA yang merupakan faktor penting yang
mengatur penyerapan SCFA oleh jaringan tubuh. Adanya produksi SCFA dari
fermentasi serat pangan menyebabkan “luminal SCFA infusion”, juga peningkatan
massa dan proliferasi kolon. SCFA mempengaruhi transport sel epitel koton (usus
besar), metabolisme “colonocyte”, pertumbuhan dan diferensiasinya, kontrol hari
akan lemak dan karbohidrat, meningkatkan persediaan energi otot, ginjal, otak
dan jantung. Selain itu SCFA berperan dalam pengaturan “ulcerative colitis”,
“diversion colitis”, serta “in enteral feeding”.
Asam lemak rantai
pendek (SCFA) dapat menurunkan pH kolon sehingga mampu menyeimbangkan
mikroflora dalam usus. SCFA diserap dalam bentuk asam tidak terdisosiasi
(difusi non ionik) atau dalam bentuk garam sodium dan potassium dari SCFA
(difusi ionik). SCFA yang diabsorbsi akan digunakan untuk pemeliharaan,
pertumbuhan dan lipogenesis.
Asam asetat diabsorbsi
dan dimetabolisme di hati, otot, jaringan otak. Asam propionat dimetabolisme di
hati serta mampu menurunkan sintesa kolesterol. Butirat menunjukan kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan kanker kolorektal. Beberapa penelitian menyebutkan
bahwa butirat dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker kolorektal dengan
cara menghambat proliferasi sel, serta meningkatkan kemampuan diferensiasi dan
apoptosis sel.
Asam Lemak butirat di
dalam caecum dan kolon lebih tinggi ketika substrat berupa serat pangan
dibanding substrat tanpa serat. Butirat digunakan sebagai sumber energi oleh
sel epitel kolon . Selain sebagai sumber energi, butirat mampu mengikat senyawa
toksin di kolon sehingga dapat berfungsi sebagai senyawa anti karsinogenik.
SCFA menstimulasi aliran darah kolon, fluida dan penyerapan elektrolit. Butirat
merupakan substrat yang lebih disukai oleh colonocytes dan menunjukkan
peningkatan fenotip normal pada sel.
SCFA memberikan
kontribusi pada efek penurunan kolesterol. Kerja SCFA pada metabolisme glukosa
hati atau sintesis kolesterol tergantung pada rasio asetat dan propionat di
dalam pemburuh darah porta. Asetat dan propionat terlebih dulu mencapai liver,
sehingga berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat dan lemak.
0 comments:
Post a Comment