BAB
VIII
PEMBAHASAN
1.
Upaya penanggulangan analisis SWOT
Dari hasil analisis
SWOT, dapat dilakukan beberapa upaya penanggulangan yang dapat meningkatkan
kelemahan-kelamahan maupun menguatkan kelebihan yang terdapat pada Taman Satwa
Taru Jurug. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
·
Dilakukan pengeloaan pembuangan sampah,
seperti pembagian kategori sampah menjadi organik (kertas, sisa makanan, daun),
anorganik (plastik, sterofoam), dan logam. Atau bisa juga menerapkan sistem
seperti yang dilakukan di Taipei atau Jepang, sampah dibagi ke dalam 5
kategori, yaitu sampah organik(daun-daun, sisa makanan), plastik, kertas,
logam, dan pecah belah. Kemudian sampah-sampah yang sudah terpisahkan tersebut
dapat diolah sesuai jenis sampahnya.
-
Kertas dapat didaur ulang kembali
menjadi kertas daur ulang.
-
Sampah dedaunan dapat dijadikan pupuk,
dengan membangun suatu tempat pengolahan khusus pupuk (rumah kompos).
-
Sampah logam yang kandungannya dapat
mencemari lingkungan dapat diolah dengan dimanfaatkan kembali atau diserahkan
kepada pengumpul logam (bagi yang sudah tidak dapat dimanfaatkan). Pemanfaatan
kembali logam, dapat dijadikan barang kerajinan.
-
Barang pecah belah dapat diserahkan ke
pengumpul untuk diuraikan kembali agar bisa digunakan lagi.
-
Plastik yang masih dapat di daur ulang,
dapat direcycle kembali. Seperti plastik botol minuman atau sedotan dapat
dimanfaatkan menjadi produk kerajianan. Sedangkan plastik yang sudah tidak
dapat dimanfaatkan lagi, dapat dihancurkan dengan di bakar atau mencari solusi
lain lebihramah lingkungan.
·
Pengelola TSTJ seharusnya berasal dari
pakar atau mereka yang mengerti mengenai
hewan, tumbuhan, maupun lingkungan. Dengan mengerti porsinya
masing-masing, maka pengelolaan TSTJ dapat lebih baik, dan tertata.
·
Agar TSTJ dapat berkembang sesuai
harapan pemerintah seharusnya memberikan sokongan dana yang cukup untuk
menjalankan pengelolaan dan mendukung penuh upaya yang akan dilakukan untuk
memajukan TSTJ. Serta diberikan pengawas atau bidang khusus yang mengelola
TSTJ.
·
Fasilitas yang disediakan oleh pengelola
harus sesuai dengan tiket masuknya.
·
Pengelola harus memberikan rasa nyaman,
tenang, dan aman bagi pengunjung, sehingga akan semakin banyak pengunjung yang
mau datang ke TSTJ.
·
Dilakukan penambahan jenis fauna agar
lebih bervariasi dan lebih menarik minat pengunjung. Namun, disertai
ketersediaan tenaga ahli dalam bidang hewan serta fasilitas kandang yang baik
dan menyesuaikan habitat aslinya agar hewan merasa betah dan tidak tertekan.
Selain itu, pembuatan kandang yang aman, agar tercipta kandang yang aman,
sehingga tidak mengancam pengunjung. Menambahkan deskripsi di setiap depan
kandang satwa untuk sarana edukasi pengunjung.
·
Penanaman berbagai jenis flora yang
berwarna seperti berbagai jenis bunga yang ditata sedemikian rupa sehingga
terbentuklah estetika taman yang indah. Letak penanaman pohon-pohon besar juga
perlu dipertimbangkan,agar tidak malah merusak atau mengancam pengunjung atau
hewan.
·
Peremajaan warung tempat dagang. Warung
dapat dikelompokkan menjadi satu tempat khusus yang menjual aneka jenis
makanan. Sehingga terkesan lebih tertata. Selain itu, ada tempat khusus yang
menjual souvenir-souvenir yang berhubungan dengan TSTJ.
·
Dilakukan pembersihan rumput-rumput liar
yang tinggi dan penebangan pohon-pohon besar secara berkala.
·
Dilakukan pembentukan sistem jalan satu
arah ke seluruh area kebun binatang agar semua hewan yang ada dapat dilihat
oleh pengunjung dan pengunjung pun tidak harus berbalik arah untuk kembali
pulang.
·
Mencari investor untuk Taman Satwataru
Jurug, sehingga beban biaya dalam perawatan kebun binatang tersebut tidak
membebani pemerintah daerah.
·
Penataan letak kandang yang terstruktur.
Misalnya penempatan hewan dikelompokkan sesuai kelasnya, satu wilayah berisi
Aves semua atau Reptil semua, dan sebagainya.
·
Pembersihan area danau dan sekitar
danau, karena banyak pemancing di area tersebut sehingga tidak dipungkiri jika
terdapat banyak sampah. Seharusnya tidak boleh ada yang memancing disana karena
merusak estetika. Selain itu, dilakukan pembersihan danau secara berkala agar
air tidak terlihat begitu kotor. Karena air di danau juga berasal dari luar
TSTJ, hendaknya dilakukan pembuatan saluran air baru yang memisahkan antara air
limbah dengan air danau agar tidak tercampur. Untuk mengatasi kekeruhan air
danau dapat dilakukan dengan pengerukan endapan dan salitasi perairan
·
Menggaungkan slogan-slogan animal welfare,
kepedulian terhadap lingkungan, satwa dan flora pada papan- papan di berbagai
sudut lokasi taman.
·
Memperbaiki diorama yang berisi hewan
awetan dan diberi deskripsi lengkap bernilai sejarah agar menjadi daya tarik
tersendiri bagi pengunjung.
·
Memperbaiki dan meningkatkan fasilitas
kemudian promosi tentang TSJ dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memanjakan pengunjung seperti masjid yang berada di pinggiran danau, arena
bermain anak, kereta mini untuk mengelilingi Taman Jurug, taman Gesang, aneka barang
dagangan dan warung yang bervariasi serta fasilitas menunggang gajah dan unta,
penampilan budaya pada waktu tertentu (promosi Taman Jurug sebagai Taman Satwa
Taman Budaya Surakarta sekaligus) digalakkan.
·
Melakukan perawatan pada taman Gesang
yaitu memperbaiki jalan-jalan dan tembok yang runtuh dan licin, monumen
pesawat dan arena bermain anak yang
rusak, serta pemotongan berkala pohon- pohon besar di taman Gesang tersebut
untuk menambah intensitas cahaya yang masuk sehingga mengurangi suhu yang
terlalu lembab.
·
Memperbaiki fondasi terutama dipinggiran
sungai agar tidak mudah longsor akibat banjir, sehingga dapat mencegah banjir
atau mengancam keselamatan pengunjung yang kurang berhati-hati, terutama
anak-anak.
2. Kajian
pendekatan ekonomi dari segi untung dan rugi jika dilihat dari analisis SWOT
Berbagai
keuntungan ekonomi dapat diperoleh apabila memaksimalkan keunggulan-keunggulan
dari TSTJ atau bahkan malah menimbulkan kerugian.
·
Keuntungan:
-
Karena merupakan satu-satunya kebun
binatang di daerah Surakarta, tentu akan menjadi destinasi wisata utama bagi
mereka yang ingin mengenal lebih lebih banyak tentang satwa, seperti anak-anak
sekolah. Semakin banyaknya jumlah pengunjung, tentu akan memperbanyak
penghasilan dari TSTJ.
-
Koleksi flora dan fauna yang beragam
juga menjadi daya tarik untuk pengunjung.
-
Adanya tempat-tampat yang menjual aneka
makanan dan souvenir khas TSTJ juga dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.
-
Pengelolaan sampah yang dilakukan secara
mandiri, dapat menambah pemasukkan dari hasil menjual kerajinan sampah. Selain
itu, mengurangi biaya pembuangan sampah.
·
Kerugian:
-
Karena saat ini kondisi TSTJ yang masih
belum tertata rapi, biasanya akan menyurutkan keinginan pengunjung yang sudah
pernah ke sana untuk datang kembali. Sehingga dapat mengurangi jumlah
pemasukan.
3.
Perubahan
3.1
Kompleks
Keberadaan
TSTJ di tengah kota Solo pastinya akan
membawa banyak pengaruh baik pengaruh terhadap lingkungan,sistem sosial,ekonomi
dan politik yang akan membawa pengaruh
terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar TSTJ
3.2
Ketidakpastian
Banyaknya
ketidakpastian akan kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah pemkot. Juga
akan berpengaruh terhadap perkembangan
dan pengelolaan TSTJ . belum lagi rencana pengelola TSTJ yang ingin melakukan revitalisasi
TSTJ menjadi wisata ecowisata yang pastinya diperlukan banyak dukungan dari
berbagai pihak.
3.3
Konflik
Dalam kaitannya dengan pengembangan taman satwa taru
jurug. perlu dilakukan berbagai tindakan menyangkut konflik yang terjadi antara
investor yang akan menginvestasikan sahamnya di sana. serta untuk menghindari
konflik dengan masyarakat sekitar. hal-hal yang perlu dilakukan adalah
melakukan perjanjian dengan investor yang benar-benar serius dan peduli
terhadap ekosistem dan keberlangsungan hidup satwa yang hidup di TSTJ, serta
menghindari investor yang mendahulukan kepentingan ekonomi tanpa memikirkan
dampak ekologis yang akan timbul. Dengan pemililhan investor yang tepat,
kemungkinan terjadinya konflik akan lebih kecil karena sudah terjadi kesepakatan
yang baik antara pihak TSTJ dengan pihak investor. Degan begitu juga konflik
dengan masyarakat akan terhindar karena dalam perkembangan daerah wisata
biasanya hal yang akan menjadi konflik yang besar adalah tentang lingkungan
sekitar daerah wisata tersebut. Apabila lingkungan daerah wisata tersebut
semakin baik maka konflik lingkungan akan dapat
dihindari.
juga bisa memperkerjakan masyarakat sekitar sebagai karyawan.
1.1 Partisipasi
Pengembangan
daerah wisata TSTJ juga diperlukan partisipasi dari pihak-pihak pengambil
keputusan. seharusnya pengambilan keputusan tidak terjabak oleh birokrasi yang
rumit sebab akan menghambat bahkan menggagalkan daerah wisata tersebut
berkembang. dalam hal ini kaitannya dengan pemkot solo. sebab yang menjadi
ujung tombak TSTJ adalah pemkot solo. serta pihak investor yang akan
menginvestasikannya tidak merasa rugi menginvestasikan sahamnya.
2. Pendekatan
Konsep pembangunan
berwawasan lingkungan (ecologically sustainableDevelopment) adalah
merupakan upaya interaksi atau mengintegarasikanpembangunan ekonomi dengan
pembangunan lingkungan, sehingga dicapaikeselarasan antara kepentingan ekonomi
dan lingkungan hidup. MenurutLonergan (1993:77) untuk menjamin terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan ada tiga dimensi penting yang
harus dipertimbangkan yaitu:
Pertama dimensi
ekonomi yang menghubungkan pengaruh-pengaruh makroekonomi danmikroekonomi pada
lingkungan dan bagaimana sumber daya alam diperlakukandalam analisa ekonomi. Kedua
adalah dimensi politik yang mencakup prosespolitik yang turut
menentukan penampilan dan sosok pembangunan, pertumbuhanpenduduk, dan
degradasi lingkungan. Ketiga adalah dimensi sosial dan budayayang
mengkaitkan antara tradisi, ilmu pengetahuan serta pola pemikiranmasyarakat.
Interaksi ke tiga dimensi ini akan mendukung terwujudnya konseppembangunan
berwawasan lingkungan.
Pengembangan pariwisata
bisa juga dilakukan dengan pembinaanproduk dan lingkungan wisata dan hal ini
harus sejalan dengan citra yang hendakdibangun atau posisi yang hendak
ditempati. Lingkungan wisata ini mencakupmasyarakat dan alam, dimana suatu
produk wisata berada. Sebab adat istiadat,kebiasaan, pola perilaku suatu
masyarakat seringkali merupakan salah satu unsurkuat dalam pembentukan citra
pariwisata. (Raka,1993:22).
Taman Satwa Taru Jurug
(TSTJ) yang berlokasi di Kota Solo ini cukup cocok keadaannya dengan budaya
Solo. Terdapat beberapa kegiatan seni dan budaya Solo yang dilaksanakan di
TSTJ, seperti tradisi perahu Joko Tingkir yang diadakan tiap bulan Syawal
setiap tahunnya. Kegiatan seperti ini sangat menarik bagi para pengunjung baik
yang berasal dari Solo maupun luar Solo yang ingin mengenal lebih dekat budaya
Kota Solo.
4. Rencana
Revitalisasi
Menurut Piagam Burra, konservasi adalah segenap
proses pengelolaan suatu
tempat
agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik.Konservasi dapat
meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan dan sesuai dengansituasi dan kondisi
setempat dapat pula mencakup kegiatan-kegiatan sebagaiberikut:
a.
Preservasi, yaitu pelestarian suatu
tempat persis seperti keadaan aslinya tanpaada perubahan, termasuk upaya
mencegah penghancuran.
b.
Restorasi, yaitu mengembalikan suatu
tempat ke keadaan semula denganmenghilangkan tambahan-tambahan dan memasang
komponen semula tanpamenggunakan bahan baru.
c.
Rekonstruksi, yaitu mengembalikan suatu
tempat semirip mungkin dengankeadaan semula, dengan menggunakan bahan lama
maupun baru.
d.
Adaptasi atau Revitalisasi, yaitu
merubah tempat agar dapat digunakan untukfungsi yang lebih sesuai. Yang
dimaksud fungsi yang lebih sesuai adalahkegunaan yang tidak menuntut perubahan
drastis atau yang hanya memerlukansedikit dampak minimal.
e.
Demolisi, yaitu penghancuran atau
perombakan suatu bangunan yang sudahrusak atau membahayakan.
Agenda revitalisasi utama di Taman Satwa Taru Jurug,
adalah merevitalisasi kandang satwa, poliklinik, tempat karantina, laboratorium
maupun gudang pakan. Semuanya akan dipindah di bagian belakang bersama dengan
keberadaan satwa. Sementara itu bakal dibangun water park atau tempat rekreasi
lainnya bagi anak. Penambahan wahana rekreasi ini untuk memberikan tambahan
hiburan bagi pengunjung, terutama anak-anak.
Berdasarkan rencana revitalisasi yang akan dilakukan,
dibutuhkan dana sebesar Rp 108,035,492,867
yang akan digunakan untuk merevitalisasi kandang satwa, poliklinik, tempat
karantina, laboratorium maupun gudang pakan dan bagian-bnagian lain di TSTJ.
Dana sebesar ini dapat memperbaiki TSTJ dan mengembalikan citra serta wajah
TSTJ menjadi baik dan meningkatkan pendapatan dari tiket masuk ataupun
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disini, sehingga dana awal tersebut dapat
tertutupi dan laba yang didapat digunakan pembangunan dan pengembangan lebih
lanjut.
5. Pendekatan
Ekosistem
7.1 Abiotik
Kawasan
TSTJ dapat menjadi Kawasan strategis Kota dari sudut kepentingan lingkungan,
yaitu kawasan resapan air, terdapat zonasi untuk kawasan sempadan sungai, dan
dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Di dalamnya difungsikan Ruang Terbuka Hijau
Publik (RTH Publik) yang meliputi taman wisata alam; taman rekreasi; dan kebun
binatang. Pemanfaatan ruang untuk RTH, pemanfaatan ruang secara terbatas untuk
kegiatan budidaya tidak terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan
limpasan air hujan; pengembangan Hutan Kota dan vegetasi untuk melindungi
kualitas tanah dan air. Pendirian bangunan dapat dilakukan untuk bangunan
penunjang kegiatan rekreasi dan fasilitas umum lainnya. Pengaturan untuk penggunaan RTH Publik sebesar 80 % dari luas lahan,
dan 20% terbangun. Diantara 80 %
tersebut masih bisa dibangun, tetapi tetap menjaga resapan air, contohnya
pavingisasi.
Secara
konseptual penggunaan lahan Kawasan Taman Juruguntuk lansekap sehingga kawasan
ini menjadi hutan kota.
1. Konservasi _________________________________ 60%
2.
Rekreasional dan hiburan ______________________ 25%
3.
Seni Budaya ________________________________ 5%
4.
Main Entrance ______________________________
10%
Pemanfaatan ruang pada
TSTJ dapat memperbaiki kondisi ekossistem didalamnya, apabila dikelola dengan
baik. Namun, apabila dalam pembangunan dan pengembangan tidak terlaksana dengan
baik, maka akan menimbulkan kerusakan lingkungan, mulai dari lingkungan yang
kotor, pencemaran air juga udara. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan
semakin memperparah keadaan di TSTJ yang dapat mengakibatkan sakit bahkan
matinya satwa serta mengurangi antusiasme pengunjung TSTJ itu sendiri.
7.2 Biotik
Selain sebagai tempat wisata, Taman
Satwa Taru Jurug Solo juga sering digunakan sebagai tempat penelitian berbagai
satwa liar dengan koleksi satwa sekitar 207 jenis yang berasal dari lokal
maupun mancanegara. Sedangkan tumbuhan yang hidup di taman ini di antaranya
yaitu cemara, flamboyan, akasia, munggur, dan lain sebagainya.Namun, keadaannya
kini makin memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan jumlah satwa yang semakin
berkurang, bahkan ada beberapa jenis satwa yang tidak memiliki pasangan
sehingga tidak dapat menghasilkan keturunan. Perlu adanya pencatatan satwa,
serta penggolongannya dan penambahan satwa yang jumlahnya semakin sedikit serta
tidak memiliki pasangan.
7.3 Budaya
Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat harus
sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan untuk perlindungan terhadap
situs kebudayaan dan pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang
kegiatan pariwisata. Oleh karena itu diperlukan suatu seni untuk mengolah obyek
wisatasedemikian rupa sehingga dengan adanya obyek wisata tersebut dengan
segalafasilitas yang tersedia dapat menjadikan TSTJ menjadi daerah tujuanwisata
yang menarik untuk dikunjungi.
7.4 Kearifan
Lokal
7.4.1 Taman Gesang
TSTJ memiliki Monumen Gesang yang dibangun untuk
menghormati jasa Bapak Gesang Sang
Maestro Keroncong dengan lagu Bengawan Solo-nya, serta Sanggar Gesang
yang saat ini digunakan untuk pertunjukan seni musik keroncong. Kemunculan lagu Bengawan Solo, turut mempopulerkan
keberadaan obyek wisata Sungai Bengawan Solo. Di dalam taman ini terdapat
patung Gesang serta aula terbuka. Patung Gesang diberi pagar yang terbuat dari
besi sehingga nampak berdiri kokoh dan jauh dari jangkauan anak-anak yang ingin
memanjatnya.
7.4.2 Petilasan Joko
Tingkir
TSTJ juga memiliki tempat petilasan Joko
Tingkir dan adanya tradisi tahunan yang disebut Larung
Getek Joko Tingkir. Tradisi ini diselenggarakan dalam rangka mengenang jejak
sejarah Joko Tingkir saat menyusuri sungai ini. Tradisi ini diselenggarakan
pada bulan Syawal. Prosesi yang menceritakan tentang kisah perjalanan Joko
Tingkir menuju Demak itu dilakukan di aliran Bengawan Solo, menggunakan perahu
yang dihiasi bentuk-bentuk karakter buaya dalam acara puncak Gebyar Syawalan.
Selain itu juga digelar pembagian gunungan yang terbuat dari buah-buahan dan sayuran serta ketupat kepada pengunjung. Pelaksanaan prosesi budaya tersebut mendapat
animo sangat besar dari masyarakat Solo.
Joko
Tingkir sendiri merupakan tokoh dalam sejarah kerajaan Kartasura. Joko Tingkir
yang bergelar Senopati ing Ngalogo dikhabarkan menyusuri kota Solo dengan
mengendarai buaya. Untuk mengingat sejarah inilah, pemerintah kota Solo selalu
menghadirkan sosok Joko Tingkir di Bengawan Solo. Joko Tingkir sendiri
diperankan oleh orang yang berbeda tiap tahun, bisa berasal dari kalangan artis
atau kalangan keluarga kraton Surakarta. Sehingga dapat salah satu daya tarik
dari TSTJ di bulan syawal.
6. Teknologi
TSTJ mempunyai potensi
besar dalam pengambangan sains dan teknologi.karena letaknya yang tidak jauh
dengan pusat kota solo, dan disamping bengawan solo. teknologi yang mungkin
tepat digunakan adalah tentang pengolahan air, karena letaknya yang tapat
disamping bengawan solo, menyebabkan jumlah air yang ada di sana sangat
melimpah. yang lainnya adalah sebagai lahan konservasi satwa dan fauna langka.
ini juga akan menarik peneliti untuk mengunjungi TSTJ.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jika dilihat dari apa yang
telah dibahas diatas,maka dapat disimpulkan bahwa TSTJ sangat perlu dilakukan
revitalisasi dalam menanggulangi permasalahan-permasalahn yang ada di TSTJ.
Konsep dasar revitalisasi yaiktu mewujudkan dan mengembangkan taman wisata yang
menjadi sarana konservasi fauna dan flora,edukasi,sosial budaya,rekreasi
hiburan dan usaha wisata/jasa kepariwisataan yang memiliki daya tarik wisata
yang tinggi. Serta selaras untuk mewujudkan fungsi kawasan resapan air,kawasan
perlindungan setempat,ruang terbuka hijau yang berisi taman satwa,konservasi
flora dan hutan kota. Namun demikian,konsep revitalisasi dan pengelolaan
kawasan Taman Jurug harus disesuaikan dengan kebijakan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Surakarta tahun 2011-2031 yang menjadikannya sebagai kawasan
lindung dan pariwisata,serta peraturan perundang-undangan yang terkait
lingkungan hidup.
Diharapkan
dengan dilakukannya revitalisasi,TSTJ dapat meningkatkan kualitas produk
wisatanya. Menjadi kawasan wisata yang memadukan sarana konservasi fauna,flora
dan lingkungan,edukasi,budaya,rekreasi hiburan dan jasa wisata serta membangun
taman wisata yang ramah lingkungan.
B.
Saran
Diperlukan kerjasama di
antara pemerintah,masyarakat,LSM serta dari pihak pengelola TSTJ dalam setiap
mengambil kebijakan yang menyangkut proses revitalisasi TSTJ. Hal tersebut
diperlukan untuk mengikutsertakan saran dari pihak-pihak yang bersangkutan untuk
membangun TSTJ untuk yang lebih baik. Selain itu,sebaiknya TSTJ di arahkan
menjadi RTH(Ruang Terbuka Hijau) yang mana pemanfaatnya bisa untuk menahan
limpahan air hujan,melindungi kualitas tanah dan air, dan mengurangi polusi.
Selain itu diperlukannya AMDAL sebelum dimulainya revitalisasi,tujuannya agar
kegiatan revitalisasi ini tidak akan menyebabkan kerusakan dan dampak negatif
pada lingkungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
LAPORAN KULIAH
KERJA LAPANGAN
EKOLOGI PARIWISATA
STUDI PENGELOLAAN WISATA DAN PERMASALAHAN
DI TAMAN SATWA TARU JURUG SOLO
Disusun
oleh:
Seluruh
Mahasiswa yang Mengambil Mata Kuliah Ekologi Pariwisata
Aie Nur Baeti Dinar
Larasati Rohmatul L
Andriyanti Dwi
Lumintang S Tesya N
Arum
A Faradina
Tutut
Bararatut
Catharina
P Fiky A Tyas Utami
Daniel
F Irma K Wuri Satiti
Darumas
K Moch.
Yanuar Yan Bagus
Dewi
Anjarsari M. Jundi Yudha Noviana
Deni
S Puji
Rahayu Yunitasari
Dian
Aditama Putri
Andriana
Diana
Putri H Reguird A
Dosen pembimbing: Drs
Sunarto,M.Si
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
0 comments:
Post a Comment