ACARA I
Pembuatan Media
I. Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Di
bumi kita ini selain terdapat makhluk hidup yang menempati, juga terdapat
mikroorganisme. Contohnya seperti jasad renik. Untuk itu kita mempelajari
pembuatan medium pertumbuhan agar bakteri patogen dapat dibiakan dengan baik
maka diperlukan tempat (media) yang memungkinkan tumbuh dengan optimal. Oleh
karena itu media pembiakan harus mengandung cukup nutrien untuk pertumbuhan
bakteri (Pelczar, 1986).
Bakteri-bakteri
ini hidup bebas di alam, tidak tergantung pada organisme lainnya. Bakteri yang
hanya menggunakan senyawa organik sebagai sumber C-nya disebut bakteri
heterotof. Dalam pembuatan media penumbuhan bakteri harus sesuai dengan jenis
bakteri itu sendiri, supaya bakteri yang ditanam tumbuh subur (Waluyo, 2005).
Dalam hal ini medium kultur merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran
nutrient yang digunakan untuk kultivasi mikroorganisme, maka medium kultur
harus mengandung semua nutrient yang diperlukan dalam keadaan seimbang, tidak
mengandung zat-zat penghambat, dalam keadaan steril yang diekstraksi dari bahan
yang bernutrient dengan air (Bambang, 2015).
Media biakan adalah media steril yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dengan memberikan tempat dan kondisi
yang mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Media biakan terdiri
dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh
(ZPT). Selain itu, dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa
organik dan senyawa kompleks lainnya (Soeryowinoto, 1985).
Jenis yang termasuk garam-garam
anorganik berupa nitrogen terutama kalium nitrat (KNO3), belerang
(sulfur anorganik), fosfor dan unsur-unsur logam anorganik seperti natrium,
kalium, kalsiuum, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, dan kobalt (Hendaryono
1994). Unsur karbon yang digunakan oleh mikroorganisme dapat berupa pancaran
atau cahaya yang disebut fototrof dan jenis kemototrof yang
menggunakan hasil oksidasi senyawa-senyawa kimia dalam media untuk memperoleh
energinya (Hadioetomo dkk. 1986). Vitamin dalam media biakan
berfungsi membentuk substansi yang mengaktivasi enzim. Mikroorganisme
memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi.
Meskipun semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses metaboliknya,
ada beberapa jenis mikroorganisme yang mampu mensintesis kebutuhan vitaminnya
sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium (Hadioetomo dkk.
1986). Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik bukan hara dalam
jumlah sedikit tetapi dapat mendukung, menghambat dan merubah proses fisiologi
tumbuhan. Zat tersebut sangat diperlukan sebagai komponen medium bagi
pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan zat pengatur tumbuh dalam
medium, pertumbuhan mikroorganisme sangat terhambat bahkan mungkin tidak dapat
tumbuh sama sekali (Hadioetomo dkk. 1986).
Berdasarkan komposisi nutrisinya, media
terbagi menjadi tiga macam yaitu media alam, media semi sintetik dan media
sintetik. Komposisi media alam tidak dapat diketahui dengan pasti setiap waktu
karena dapat berubah-ubah dalam bahan yang digunakan dan bergantung pada
asalnya, misalnya jagung, kentang, serangga dan rambut. Media semi sintetik
terdiri dari campuran antara bahan alami dengan bahan kimia yang komposisinya
dapat diketahui secara pasti, misalnya Potato Dextrose Agar
(PDA). Media sintetik terbuat dari bahan kimia yang komposisi dan
konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti, misalnya Czapek’s Agar (Gunawan dkk. 2006).
Untuk isolasi mikroorganisme umumnya digunakan empat macam media, yaitu media
umum, media elektif, media selektif dan media diferensial.
B. Tujuan
Memberikan
Keterampilan kepada mahasiswa dalam pembuatan media.
II. Metode
A. Alat
dan Bahan
Petridish,
Laminar Air Flow, bunsen, plastik sheel, media PDA, akuades.
B. Cara
Kerja
1. Media
PDA cair yang sudah disiapkan dituang secara steril dengan pemanasan bagian
ujung enlenmeyer dengan api bunsen.
2. Secara
cepat dituang kurang lebih 15-20 ml media ke petridish.
3. Petridish
ditutup sebagian dan dibiarkan kurang lebih 15-20 menit atau sampai media
menjadi padat.
4. Media
siap digunakan
III. Hasil
dan Pembahasan
A. Hasil
Media yang telah
dituang ke dalam cawan petri
B. Pembahasan
Cendawan merupakan suatu mikroorganisme yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh (berkembang) dan memperbanyak diri di alam. Selain itu,
beberapa cendawan ada yang dapat berkembang dalam suatu media buatan. Media
buatan tersebut disesuaikan dengan karakteristik tiap cendawan, terutama
kandungan nutrisinya karena tiap cendawan memiliki kebutuhan nutrisi yang
berbeda. Media biak cendawan terbagi menjadi 3 macam berdasarkan komposisi
nutrisinya, yaitu media alami, media semi alami (semi sintetik) dan media
sintetik.
Pada
praktikum pertama ini sudah tersedia PDA yang bisa langsung dituang ke dalam
cawan petri. Media PDA yang sudah dibuat sebelumnya dipanasi terlebih dahulu
kemudian dituang ke dalam cawan petr dalam keadaan aseptis di dalam laminar air
flow. Setelah dituang ke dalam cawan petri media PDA ditunggu hingga kembali
membeku dan disimpan di dalam suhu ruangan. Cara penyimpanannya adalah
membungkus media tersebut menggunakan kertas merang dan dibungkus kembali
dengan menggunakan plastik.
Medium APDA adalah salah satu dari
medium untuk proses menumbuhkan mikrobia. APDA merupakan medium yang
berkomposisi kentang, dextrose, dan asam tartarat. APDA tidak bersifat umum
seperti NA karena tidak semua mikrobia dapat tumbuh pada medium ini.
Medium APDA termasuk ke dalam medium yang padat sehingga dapat membentuk koloni
mikroba yang dapat dilihat dan dihitung, jika diinokulasikan di dalam medium
APDA, bakteri anaerob akan tumbuh mengelompok pada dasar medium, bakteri yang
anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar di seluruh medium, bakteri mikroaerofil
akan tumbuh mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, sedangkan bakteri
aerob akan tumbuh pada permukaan medium (Dwidjoseputro, 1994). Medium ini
digunakan untuk isolasi bakteri, hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni yang
didapatkan nantinya. Medium ini sangat diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri
koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi
dan ketentraman bakteri terhadap zat antibakteri. Pembuatan medium APDA dapat
dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari pembuatan PDA hingga
pencampurannya dengan asam tartarat (Irianto, 2010).
Pada praktikum ini, praktikan membuat suatu media semi
alami (semi sintetik), yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar). PDA
merupakan suatu media yang dibuat dengan menggunakan bahan alami dan bahan
kimia yang komposisinya dapat diketahui secara pasti. Bahan alami media ini
adalah kentang dan bahan kimianya adalah gula dan agar-agar. Sumber nutrisi
untuk menunjang pertumbuhan cendawan dalam media PDA adalah kentang (ekstrak),
agar-agar dan gula.
Media PDA yang dapat digunakan untuk menangkap dan
menumbuhkan cendawan harus memenuhi kebutuhan nutrisi dan kondisi lingkungan
yang dibutuhkan cendawan tersebut. Selain itu, media PDA yang digunakan tidak
boleh terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya seperti bakteri. Media yang
terkontaminasi biasanya disebabkan oleh kesalahan pada saat pensterilan di
dalam autoklaf sehingga terdapat mikroorganisme lain seperti bakteri dalam
media yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan cendawan yang
diinginkan. Pembuatan media harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada dan
teliti agar media tersebut tidak terkontaminasi.
Media PDA yang telah dibuat oleh praktikan cukup baik dan
tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain sehingga media tersebut dapat
digunakan untuk menangkap dan menumbuhkan mikroba. Media PDA yang telah dibuat
dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme lain seperti
bakteri dalam media PDA, sebaiknya penuangan media (dalam tabung Erlenmeyer)
tersebut ke dalam cawan petri dilakukan dalam Laminar Air Flow dan
langsung ditutup kembali dengan alumunium foil secara rapat sehingga dapat
digunakan lagi pada waktu lain.
IV. Kesimpulan
Media PDA yang
dapat digunakan untuk menangkap dan menumbuhkan cendawan harus memenuhi
kebutuhan nutrisi dan kondisi lingkungan yang dibutuhkan cendawan tersebut.
Selain itu, media PDA yang digunakan tidak boleh terkontaminasi oleh
mikroorganisme lainnya seperti bakteri. Media dibuat secara aseptis.
Daftar
Pustaka
Dwidjoseputro,
D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta: Djambatan.
Fardiaz, S.
1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gunawan AW, dkk. 2006. Cendawan dalam
Praktek Laboratorium. Bogor:
IPB Press.
Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo S, Sri LA. 1986. Dasar-dasar
Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI Press.
Hendaryono DPS. 1994. Teknik Kutur Jaringan.
Jakarta: Kanisius.
Irianto, K. 2010. Mikrobiologi Menguak Dunia
Mikroorganisme Jilid I.
Pelczar,
1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1 untuk Perguruan Tinggi. Universitas Indonesia:
Jakarta.
Purnomo,
Bambang. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian UNIB.
Bengkulu.
Soeryowinoto M. 1985. Budidaya Jaringan dan
Manfaatnya. Yogyakarta: Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Suriawiria,
U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
Waluyo, L.
2005. Mikrobiologi Umum Cetakan Kedua. UMM Press. Malang.
0 comments:
Post a Comment