Wednesday, May 2, 2018

Pembuatan Preparat Semi Permanen



I.     Pendahuluan
A.  Latar Belakang
Fungi dibagi dalam 4 divisi yaitu, Zygomycetes yang memiliki ciri-ciri hifa bersifat koenositik. Spora seksualnya adalah zygospora dan spora 25 aseksualnya adalah sporangiospora. Contohnya Rhizopus sp dan Mucor sp.. Ascomycetes yang memiliki ciri-ciri hifa bersifat koenositik. Pembiakan seksual pada yang bersel satu, konjugasi antara 2 gametangia menghasilkan zigot, kemudian membesar menjadi askus. Pembiakan aseksual pada yang bersel banyak dengan konidia (konidiospora), pada yang bersel satu dengan membentuk tunas. Contohnya Penicillium sp., Basidiomycetes yang memiliki ciri-ciri hifanya bersekat, pembiakan seksual dengan konidia. Pembiakan aseksual dengan basidiospora. Contohnya Volvariela sp. Serta Deuteromycetes yang memiliki ciri-ciri bentuk seperti khamir atau filamen. Hifa seperti Ascomycetes. Tidak mempunyai stadia seksual. Spora aseksual adalah berbagai bentuk konidia. Contohnya Tricosporon sp, Aspergillus sp (Lay, 1994). Nama yang diberikan untuk cendawan (fungi) berasal dari wakilnya yang mencolok, yaitu cendawan topi (Yunani : mykes, Latin : fungus). Fungi termasuk eukariot, dan memiliki sifat-sifat tertentu sama dengan tumbuh-tumbuhan, seperti memiliki dinding sel, vakuola berisi getah sel dan dengan mikroskop dapat diamati aliran plasma yang baik dan juga sifat nyata ketidakmampuannya untuk tidak bergerak.
Fungi tidak mengandung pigmen fotosintesis dan bersifat Cheterotrof (khemoorganoheterotrof). Fungi tumbuh pada kondisi aerob dan memperoleh energi dengan mengoksidasi bahan organik. Kalau dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan terbagi-bagi dalam daun, batang, dan akar, fungi menunjukkan diferensiasi yang sederhana dan juga hampir tidak ada pembagian kerja. Benda fegetasi fungi adalah talus. Talus terdiri dari benang-benang dengan garis tengah 5 mikron, yang bercabang-cabang beberapa dan juga melanjutkan diri 26 di atas atau ke dalam substrat nutrient. Benang atau hifa ini terdiri dari dinding sel dan sitoplasma dengan benda-benda inklusi. Keseluruhan massa hifa talus fungi disebut miselium. Pada fungi derajat tinggi miselium membentuk utas-utas tali tebal, rizomorf yang berfungsi sebagai pengangkut zat (Schlegel, 1994).
Untuk dapat mengamati bagian-bagian fungi dengan jelas perlu adanya perwarnaan. Dengan pewarnaan dapat diamati bagian-bagian pada fungi seperti hifa, spora, dan konidia. Pewarna yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya adalah tryphan blue yang berwarna biru atau metylen blue.
B.  Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan pengamatan morfologi fungi dengan membuat preparat semi permanen.
II.  Metode
A.  Alat dan Bahan
Gelas benda, gelas penutup, pipet tetes, ose jarum, tissue, mikroskop, pewarna tryphan blue, gliserol, fungi hasil isolasi, kutek bening.
B.  Cara Kerja
1.    Disiapkan gelas benda.
2.    Pada gelas benda diteteskan satu tetes gliserol.
3.    Hifa dan spora diambil dari petridish dengan menggunakan ose jarum dan diletakkan pada tetesan gliserol, hifa yang menggumpal dipisahkan dengan ose jarum.
4.    Teteskan satu tetes pewarna truphan blue dicampur secara merata dengan gliserol, didiamkan selama beberapa menit, kemudian ditutup dengan gelas penutup.
5.    Pewarna yang keluar dari gelas penutup dihisap dengan kertas tissue. Untuk menambah keawetan peparat dapat dilapisi dengan kutek pada bagian tepi penutupnya.
6.    Pengamatan preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x.
III.   Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil
Fusarium sp perbesaran 400x
Fusarium sp. perbesaran 100x
Aspergillus sp perbesaran 400x

B.     Pembahasan
Fungi atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Fungi ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Reproduksi fungi, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif.  (Buchanan, 2003).  Fungi pada umumnya adalah jasad yang berbentuk benang, multiseluler, tidak berkhlorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringan. Ada pula yang hanya terdiri dari satu sel.   Struktur fungi.  Walaupun fungi dapat dilihat, namun masing-masing sel adalah mikroskopik. Fungi tersusun atas benang-benang sel yang disebut hifa. Jika fungi tumbuh, hifa saling membelit untuk membentuk massa benang yang disebut miselium yang cukup besar untuk dilihat dengan mata (Lim, 2006).
Pada pembuatan preparat semi permanen ini digunakan fungi yang telah ditumbuhkan dari isolat tanah dan daun pada praktikum sebelumnya. Isolat berumur sekitar dua minggu. Tahap pembuatan preparat adalah pertama disiapkan gelas benda serta gelas penutup. Pada gelas benda diteteskan satu tetes gliserol menggunakan pipet tetes. Hifa dan spora diambil dari petridish dengan menggunakan ose jarum dengan hati-hati dan diletakkan pada tetesan gliserol, hifa yang menggumpal dipisahkan dengan ose jarum. Selanjutnya diteteskan satu tetes pewarna triphan blue dicampur secara merata dengan gliserol, didiamkan selama beberapa menit, kemudian ditutup dengan gelas penutup. Pewarna yang keluar dari gelas penutup dihisap dengan kertas tissue. Untuk menambah keawetan peparat dapat dilapisi dengan kutek pada bagian tepi penutupnya. Preparat yang sudah ditutup dengan kutek diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x. Kebanyakan isolat yang digunakan belum membentuk spora namun sudah membentuk konidia. Satu fungi yang ditemukan adalah Fusarium sp.

IV.   Kesimpulan
Pewarnaan diperlukan untuk dapat mempermudah pengamatan dan melakukan identifikasi terhadap isolat yang telah dikulturkan.

Daftar Pustaka
Buchanan,RE. & Gibbons,NE.2003.  Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. The William    & Wilkins Company Baltimore.USA.
Lim, D. 2006. Microbiology. McGraw-Hill. New York.
Lay, B. W. 2008. Analisis Mikroba di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta.








0 comments:

Post a Comment