Wednesday, April 4, 2012

TRANSKRIPSI GENETIK DAN FRAGMEN-FRAGMEN OKAZAKI


Dalam mempelajari sebuah kehidupan di bumi ini sudah barang tentu akan mempelajari berbagai bidang ilmu terutama bidang ilmu yang sangat penting kaitannya dengan makhluk hidup yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan yaitu Biologi. Di dalam cakupan ilmu Biologi tersebut terdapat pula sub bab ilmu yang mempelajari sel yaitu sitologi atau yang juga bisa disebut biologi sel. Dan di dalam sel tersebut terdapat pula organela-organela penting dalam makhluk hidup yang juga penting untuk dipelajari. Salah satunya adalah nukleus (inti sel). Di dalam nukleus (inti sel) tersebut terdapat suatu proses genetik dan pembentukan DNA yang salah satunya akan dibahas lebih lanjut dalam materi di bawah ini.
Replikasi DNA

Replikasi DNA dan RNA



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011


A. PENDAHULUAN
Berbicara mengenai makhluk hidup tidak bisa dilepaskan dengan kasus pewarisan sifat yang saat ini menjadi topik utama dalam perbincangan di berbagai bidang biologi. Analisis secara kimia menunjukkan bahwa di dalam sel terdapat senyawa-senyawa organik, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
Asam nukleat ini terdapat di dalam nukleoplasma, sedangkan nukleoplasma sendiri merupakan plasma yang terdapat di dalam nukleus (inti sel). Di dalamnya terdapat bebebrpa senyawa kimia, yaitu fosfat, gula ribose, protein, nukleotida, asam nukleat, serta garam-garam mineral. Selain zat-zat tersebut, bahan dasar nucleus adalah protein yang khas disebut nucleoprotein yang di dalamnya juga mengandung asam nukleat. Asam nukleat yang berpengaruh penting dalam suatu proses replikasi adalah DNA dan RNA.

MATERI GENETIK



PENDAHULUAN
Pada tahun 1868 seorang mahasiswa kedokteran di Swedia, J.F. Miescher, menemukan suatu zat kimia bersifat asam yang banyak mengandung nitrogen dan fosfor. Zat ini diisolasi dari nukleus sel nanah manusia dan kemudian dikenal dengan nama nuklein atau asam nukleat. Meskipun ternyata asam nukleat selalu dapat diisolasi dari nukleus berbagai macam sel, waktu itu fungsinya sama sekali belum diketahui.
Dari hasil analisis kimia yang dilakukan sekitar empat puluh tahun kemudian ditemukan bahwa asam nukleat ada dua macam, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Pada tahun 1924 studi mikroskopis menunjukkan bahwa DNA terdapat di dalam kromosom, yang waktu itu telah diketahui sebagai organel pembawa gen (materi genetik). Akan tetapi, selain DNA di dalam kromosom juga terdapat protein sehingga muncul perbedaan pendapat mengenai hakekat materi genetik, DNA atau protein.
Dugaan DNA sebagai materi genetik secara tidak langsung sebenarnya dapat dibuktikan dari kenyataan bahwa hampir semua sel somatis pada spesies tertentu mempunyai kandungan DNA yang selalu tetap, sedangkan kandungan RNA dan proteinnya berbeda-beda antara satu sel dan sel yang lain. Di samping itu, nukleus hasil meiosis baik pada tumbuhan maupun hewan mempunyai kandungan DNA separuh kandungan DNA di dalam nukleus sel somatisnya.
Meskipun demikian, dalam kurun waktu yang cukup lama fakta semacam itu tidak cukup kuat untuk meyakinkan bahwa DNA adalah materi genetik. Hal ini terutama karena dari hasil analisis kimia secara kasar terlihat kurangnya variasi kimia pada molekul DNA. Di sisi lain, protein dengan variasi kimia yang tinggi sangat memenuhi syarat sebagai materi genetik. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun protein lebih diyakini sebagai materi genetik, sementara DNA hanya merupakan kerangka struktur kromosom. Namun, pada pertengahan tahun 1940-an terbukti bahwa justru DNA-lah yang merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme. Dan pada paper yang kami buat ini, kami akan membahas mengenai komponen-komponen pada materi genetik beserta hal-hal khusus yang berkaitan dengan ekspresi genetik dan reproduksi dalam siklus kehidupan sel.

Polymerase Chain Reaction


Polymerase Chain Reaction atau sering disingkat sebagai PCR adalah suatu teknik perbanyakan materi genetik baik DNA yang terdapat pada kebanyakan mikroorganisme penyebab penyakit maupun RNA yang terdapat pada virus tertentu seperti virus imunodefisiensi manusia (HIV, penyebab AIDS) dan virus hepatitis C (HCV, penyebab hepatitis C). Karena kemampuan PCR untuk memperbanyak jumlah materi genetik sangat tinggi, maka PCR dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan materi genetik dengan jumlah sangat rendah dalam suatu spesimen atau sampel. PCR terdiri atas beberapa siklus dimana pada setiap siklus terjadi penggandaan materi genetik dan jika siklus ini dilakukan berulang-ulang, maka materi genetik yang diperoleh akan menjadi banyak sehingga mempermudah deteksi keberadaannya. Secara umum, PCR dilakukan sebanyak 25 – 35 siklus.

Kegunaan PCR
PCR banyak digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya mendiagnosis penyakit keturunan (penyakit genetik), mendeteksi keberadaan penyebab penyakit infeksi seperti bakteri dan virus, mempelajari evolusi manusia, forensik dan lain sebagainya.

Tuesday, April 3, 2012

Laporan Praktikum Penjernihan Air

BIOLOGI 2010, FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Permasalahan Pencemaran, baik pencemaran air, udara maupun tanah yang skala penyebarannya sudah cukup meluas, utamanya bersumber dari industri, rumah tangga, usaha-usaha kecil dan pasar dengan segala jenis limbahnya, terutama sampah dari rumah tangga.
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Kriteria air bersih yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk kebutuhan air minum.
Air dikatakan bersih apabila tidak mengandung mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan kimia yang dapat membahayakan makhluk hidup lainnya. Tingkat kebutuhan air bersih ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah makhluk di bumi ini, kegunaan air bersih untuk mencuci, mandi, dan juga untuk minum harus diperhatikan, karena sekarang ini tak jarang masih sulit menemukan sumber air bersih layak konsumsi di suatu daerah, dimana daerah-daerah yang kurang air ini, sering mengalami kekeringan.