BAB
VIII
PEMBAHASAN
1.
Upaya penanggulangan analisis SWOT
Dari hasil analisis
SWOT, dapat dilakukan beberapa upaya penanggulangan yang dapat meningkatkan
kelemahan-kelamahan maupun menguatkan kelebihan yang terdapat pada Taman Satwa
Taru Jurug. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
·
Dilakukan pengeloaan pembuangan sampah,
seperti pembagian kategori sampah menjadi organik (kertas, sisa makanan, daun),
anorganik (plastik, sterofoam), dan logam. Atau bisa juga menerapkan sistem
seperti yang dilakukan di Taipei atau Jepang, sampah dibagi ke dalam 5
kategori, yaitu sampah organik(daun-daun, sisa makanan), plastik, kertas,
logam, dan pecah belah. Kemudian sampah-sampah yang sudah terpisahkan tersebut
dapat diolah sesuai jenis sampahnya.
-
Kertas dapat didaur ulang kembali
menjadi kertas daur ulang.
-
Sampah dedaunan dapat dijadikan pupuk,
dengan membangun suatu tempat pengolahan khusus pupuk (rumah kompos).
-
Sampah logam yang kandungannya dapat
mencemari lingkungan dapat diolah dengan dimanfaatkan kembali atau diserahkan
kepada pengumpul logam (bagi yang sudah tidak dapat dimanfaatkan). Pemanfaatan
kembali logam, dapat dijadikan barang kerajinan.
-
Barang pecah belah dapat diserahkan ke
pengumpul untuk diuraikan kembali agar bisa digunakan lagi.
-
Plastik yang masih dapat di daur ulang,
dapat direcycle kembali. Seperti plastik botol minuman atau sedotan dapat
dimanfaatkan menjadi produk kerajianan. Sedangkan plastik yang sudah tidak
dapat dimanfaatkan lagi, dapat dihancurkan dengan di bakar atau mencari solusi
lain lebihramah lingkungan.
·
Pengelola TSTJ seharusnya berasal dari
pakar atau mereka yang mengerti mengenai
hewan, tumbuhan, maupun lingkungan. Dengan mengerti porsinya
masing-masing, maka pengelolaan TSTJ dapat lebih baik, dan tertata.
·
Agar TSTJ dapat berkembang sesuai
harapan pemerintah seharusnya memberikan sokongan dana yang cukup untuk
menjalankan pengelolaan dan mendukung penuh upaya yang akan dilakukan untuk
memajukan TSTJ. Serta diberikan pengawas atau bidang khusus yang mengelola
TSTJ.
·
Fasilitas yang disediakan oleh pengelola
harus sesuai dengan tiket masuknya.
·
Pengelola harus memberikan rasa nyaman,
tenang, dan aman bagi pengunjung, sehingga akan semakin banyak pengunjung yang
mau datang ke TSTJ.
·
Dilakukan penambahan jenis fauna agar
lebih bervariasi dan lebih menarik minat pengunjung. Namun, disertai
ketersediaan tenaga ahli dalam bidang hewan serta fasilitas kandang yang baik
dan menyesuaikan habitat aslinya agar hewan merasa betah dan tidak tertekan.
Selain itu, pembuatan kandang yang aman, agar tercipta kandang yang aman,
sehingga tidak mengancam pengunjung. Menambahkan deskripsi di setiap depan
kandang satwa untuk sarana edukasi pengunjung.
·
Penanaman berbagai jenis flora yang
berwarna seperti berbagai jenis bunga yang ditata sedemikian rupa sehingga
terbentuklah estetika taman yang indah. Letak penanaman pohon-pohon besar juga
perlu dipertimbangkan,agar tidak malah merusak atau mengancam pengunjung atau
hewan.
·
Peremajaan warung tempat dagang. Warung
dapat dikelompokkan menjadi satu tempat khusus yang menjual aneka jenis
makanan. Sehingga terkesan lebih tertata. Selain itu, ada tempat khusus yang
menjual souvenir-souvenir yang berhubungan dengan TSTJ.
·
Dilakukan pembersihan rumput-rumput liar
yang tinggi dan penebangan pohon-pohon besar secara berkala.
·
Dilakukan pembentukan sistem jalan satu
arah ke seluruh area kebun binatang agar semua hewan yang ada dapat dilihat
oleh pengunjung dan pengunjung pun tidak harus berbalik arah untuk kembali
pulang.
·
Mencari investor untuk Taman Satwataru
Jurug, sehingga beban biaya dalam perawatan kebun binatang tersebut tidak
membebani pemerintah daerah.
·
Penataan letak kandang yang terstruktur.
Misalnya penempatan hewan dikelompokkan sesuai kelasnya, satu wilayah berisi
Aves semua atau Reptil semua, dan sebagainya.
·
Pembersihan area danau dan sekitar
danau, karena banyak pemancing di area tersebut sehingga tidak dipungkiri jika
terdapat banyak sampah. Seharusnya tidak boleh ada yang memancing disana karena
merusak estetika. Selain itu, dilakukan pembersihan danau secara berkala agar
air tidak terlihat begitu kotor. Karena air di danau juga berasal dari luar
TSTJ, hendaknya dilakukan pembuatan saluran air baru yang memisahkan antara air
limbah dengan air danau agar tidak tercampur. Untuk mengatasi kekeruhan air
danau dapat dilakukan dengan pengerukan endapan dan salitasi perairan
·
Menggaungkan slogan-slogan animal welfare,
kepedulian terhadap lingkungan, satwa dan flora pada papan- papan di berbagai
sudut lokasi taman.
·
Memperbaiki diorama yang berisi hewan
awetan dan diberi deskripsi lengkap bernilai sejarah agar menjadi daya tarik
tersendiri bagi pengunjung.
·
Memperbaiki dan meningkatkan fasilitas
kemudian promosi tentang TSJ dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memanjakan pengunjung seperti masjid yang berada di pinggiran danau, arena
bermain anak, kereta mini untuk mengelilingi Taman Jurug, taman Gesang, aneka barang
dagangan dan warung yang bervariasi serta fasilitas menunggang gajah dan unta,
penampilan budaya pada waktu tertentu (promosi Taman Jurug sebagai Taman Satwa
Taman Budaya Surakarta sekaligus) digalakkan.
·
Melakukan perawatan pada taman Gesang
yaitu memperbaiki jalan-jalan dan tembok yang runtuh dan licin, monumen
pesawat dan arena bermain anak yang
rusak, serta pemotongan berkala pohon- pohon besar di taman Gesang tersebut
untuk menambah intensitas cahaya yang masuk sehingga mengurangi suhu yang
terlalu lembab.
·
Memperbaiki fondasi terutama dipinggiran
sungai agar tidak mudah longsor akibat banjir, sehingga dapat mencegah banjir
atau mengancam keselamatan pengunjung yang kurang berhati-hati, terutama
anak-anak.
2. Kajian
pendekatan ekonomi dari segi untung dan rugi jika dilihat dari analisis SWOT
Berbagai
keuntungan ekonomi dapat diperoleh apabila memaksimalkan keunggulan-keunggulan
dari TSTJ atau bahkan malah menimbulkan kerugian.
·
Keuntungan:
-
Karena merupakan satu-satunya kebun
binatang di daerah Surakarta, tentu akan menjadi destinasi wisata utama bagi
mereka yang ingin mengenal lebih lebih banyak tentang satwa, seperti anak-anak
sekolah. Semakin banyaknya jumlah pengunjung, tentu akan memperbanyak
penghasilan dari TSTJ.
-
Koleksi flora dan fauna yang beragam
juga menjadi daya tarik untuk pengunjung.
-
Adanya tempat-tampat yang menjual aneka
makanan dan souvenir khas TSTJ juga dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.
-
Pengelolaan sampah yang dilakukan secara
mandiri, dapat menambah pemasukkan dari hasil menjual kerajinan sampah. Selain
itu, mengurangi biaya pembuangan sampah.
·
Kerugian:
-
Karena saat ini kondisi TSTJ yang masih
belum tertata rapi, biasanya akan menyurutkan keinginan pengunjung yang sudah
pernah ke sana untuk datang kembali. Sehingga dapat mengurangi jumlah
pemasukan.
3.
Perubahan
3.1
Kompleks
Keberadaan
TSTJ di tengah kota Solo pastinya akan
membawa banyak pengaruh baik pengaruh terhadap lingkungan,sistem sosial,ekonomi
dan politik yang akan membawa pengaruh
terhadap kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar TSTJ
3.2
Ketidakpastian
Banyaknya
ketidakpastian akan kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah pemkot. Juga
akan berpengaruh terhadap perkembangan
dan pengelolaan TSTJ . belum lagi rencana pengelola TSTJ yang ingin melakukan revitalisasi
TSTJ menjadi wisata ecowisata yang pastinya diperlukan banyak dukungan dari
berbagai pihak.
3.3
Konflik
Dalam kaitannya dengan pengembangan taman satwa taru
jurug. perlu dilakukan berbagai tindakan menyangkut konflik yang terjadi antara
investor yang akan menginvestasikan sahamnya di sana. serta untuk menghindari
konflik dengan masyarakat sekitar. hal-hal yang perlu dilakukan adalah
melakukan perjanjian dengan investor yang benar-benar serius dan peduli
terhadap ekosistem dan keberlangsungan hidup satwa yang hidup di TSTJ, serta
menghindari investor yang mendahulukan kepentingan ekonomi tanpa memikirkan
dampak ekologis yang akan timbul. Dengan pemililhan investor yang tepat,
kemungkinan terjadinya konflik akan lebih kecil karena sudah terjadi kesepakatan
yang baik antara pihak TSTJ dengan pihak investor. Degan begitu juga konflik
dengan masyarakat akan terhindar karena dalam perkembangan daerah wisata
biasanya hal yang akan menjadi konflik yang besar adalah tentang lingkungan
sekitar daerah wisata tersebut. Apabila lingkungan daerah wisata tersebut
semakin baik maka konflik lingkungan akan dapat
dihindari.
juga bisa memperkerjakan masyarakat sekitar sebagai karyawan.
1.1 Partisipasi
Pengembangan
daerah wisata TSTJ juga diperlukan partisipasi dari pihak-pihak pengambil
keputusan. seharusnya pengambilan keputusan tidak terjabak oleh birokrasi yang
rumit sebab akan menghambat bahkan menggagalkan daerah wisata tersebut
berkembang. dalam hal ini kaitannya dengan pemkot solo. sebab yang menjadi
ujung tombak TSTJ adalah pemkot solo. serta pihak investor yang akan
menginvestasikannya tidak merasa rugi menginvestasikan sahamnya.
2. Pendekatan
Konsep pembangunan
berwawasan lingkungan (ecologically sustainableDevelopment) adalah
merupakan upaya interaksi atau mengintegarasikanpembangunan ekonomi dengan
pembangunan lingkungan, sehingga dicapaikeselarasan antara kepentingan ekonomi
dan lingkungan hidup. MenurutLonergan (1993:77) untuk menjamin terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan ada tiga dimensi penting yang
harus dipertimbangkan yaitu:
Pertama dimensi
ekonomi yang menghubungkan pengaruh-pengaruh makroekonomi danmikroekonomi pada
lingkungan dan bagaimana sumber daya alam diperlakukandalam analisa ekonomi. Kedua
adalah dimensi politik yang mencakup prosespolitik yang turut
menentukan penampilan dan sosok pembangunan, pertumbuhanpenduduk, dan
degradasi lingkungan. Ketiga adalah dimensi sosial dan budayayang
mengkaitkan antara tradisi, ilmu pengetahuan serta pola pemikiranmasyarakat.
Interaksi ke tiga dimensi ini akan mendukung terwujudnya konseppembangunan
berwawasan lingkungan.
3. Adaptif